Paper Matinya Industri Media Cetak
TUGAS TENTANG
PENGENALAN TEKNOLOGI INFORMASI
DISUSUN OLEH :
NAMA : Ary pratama
Kata
pengantar
Puji
syukur alhamdulillah saya panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
nikmat dan hidayah kepada saya sehingga pada kesempatan kali ini bisa
menyelesaikan tugas akhir dari mata kuliah metodelogi penelitian komunikasi dengan judul ” Peran Media Cetak di Era
Perkembangan Teknologi Komunikasi” dengan baik dan lancar kendati dalam proses
penyelesaiannya menemukan berbagai rintangan yang mau tidak mau saya harus
hadapi dengan sabar dan bijaksana.
Dan yang
kedua kalinya, shalawat dan salam tetap saya curahkan kepada sang teladan
ummat, Nabi Muhammad SAW. Yang telah berhasil membawa kita dari lubang
kegelapan menuju arah yang terang benderang
Proposal ini tentu masih jauh dari kesempurnaan,
sebagai orang berjuang menuju kesempurnaan dan haus akan ilmu pengatahuan, maka
kami mengharap kepada pembaca memberikan
saran dan kritik konstruktif sebagai acuan untuk memperbaiki penulisan dan
penyusunan tugas selanjutnya.
PEKANBARU,Senin
14 november 2016.
KATA
PENGANTAR ......................................................................................................2
DAFTAR ISI
...................................................................................................................2
BAB I
PENDAHULUAN...............................................................................................3
1.1 Latar Belakang Masalah
…….………………………………………………….... ...3
1.2 RumusanMasalah…………………………………………………………………….7
1.3 Tujuan Penelitian …………………………………………………………………..7
1.4 Manfaat Penelitian ………………………………………………………………....8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA………………………………………………………..9
2.1
Landasan Teori.…………………………………………………………………….......9.
2.2
Penelitian Terdahulu………………………………………………................................17
2.3
Kerangka Pemikiran .........…………………………………………………................18
Bab III
METODE PENELITIAN …………………………………………………….......
3.1 Jenis
Penelitian…..........……………………………………………………19
3.2 Lokasi
Dan Waktu
Penelitian….....................................................................
3.3 Sumber
Data
...........................................................................................................................20
3.4 Teknik
Pengumpulan Data
.....................................................................................................20
3.5
Keabsahan Data
.....................................................................................................................20
3.6
Pemilihan Subjek Penelitian
..................................................................................................21
3.7 Teknik
Analisis Data ……………………………………….22
DAFTAR
PUSTAKA
PENDAHULUAN
1.1 Latar
belakang
Manusia sebagai
makhluk sosial tak pernah luput dari proses komunikasi. banyak cara yang
dilakukan oleh manusia dalam proses komunikasi. Mereka menggunakan kata maupun
lambang dan kemudian diinterpretasikan sesuai makna yang disepakati
bersama.Komunikasi telah lama ada, bahkan saat dimulainya peradaban
manusia.Mereka-manusia purba- menggunakan isyarat tubuh dan gambar-gambar di
dinding gua dalam berkomunikasi.Fase perkembangan komunikasi manusia mulai
mencapai titik terang saat bangsa Cina berhasil menemukan kertas sebagai media
komunikasi pada tahu 105 M. Internet yang mudah diakses saat ini merupakan buah
hasil dari jerih payah manusia dalam mengembangkan komunikasi.Namun tidak dapat
dipungkiri, bahwa perkembangan signifikan terjadi saat manusia menemukan media
cetak sebagai sarana berkomunikasi.
Media
cetak telah berperan penting dalam peradaban manusia.Berbagai peristiwa
bersejarah tak lepas dari pengaruh media cetak.Perang Dunia II pada tahun 1939
banyak mengikutsertakan media cetak di dalamnya.Media cetak digunakan sebagai
sarana propaganda.Banyak negara yang terlibat perang menggunakan media cetak
berupa Koran dan selebaran untuk mempengaruhi pihak kawan maupun lawan.Sangat
efektif.Sehingga pada akhirnya banyak pihak yang mengusung perdamaian karena
terpengaruh konten dalam media cetak tersebut.Peran media cetak pada saat itu sangat
vital.Hingga Napoleon Bonaparte mengatakan, wartawan itu cerewet, pengecam,
penasihat, pengawas, penguasa, dan guru bangsa. Empat surat kabar musuh lebih
aku takuti daripada seribu bayonet (Rakhmat,1993:21).
Indonesia
turut merasakan pengaruh luar biasa dari adanya media cetak.Zaman
penjajahan-yang keras dan ganas-dapat dikalahkan dengan ‘peluru’ kata-kata yang
terdapat dalam media cetak.Para elit politik dan pemimpin menyuarakan semangat
mereka dan mengajak seluruh rakyat melawan penjajah yang disebarkan melalui
media cetak.Hasilnya tepat.Indonesia bersatu; Indonesia bangkit; Indonesia
melawan para penjajah dan mengusir mereka dari negeri tercinta.
Media
cetak juga turut menyumbangkan perannya dalam reformasi.Turunnya presiden
Soeharto dari kursi kepemimpinannya tak lepas dari pengaruh media cetak. Para
wartawan gencar ‘menyerang’ pemerintah lewat koran pagi dan sore. Mahasiswa
melontarkan kata-kata perjuangan yang disuarakan lewat media cetak.Rakyat
Indonesia membaca.Semua sadar dan terhentak.Dan ajakan lewat media cetak itu
membawa Indonesia pada gerbang reformasi.
Media
cetak kian menunjukkan eksistensinya di dua dekade terakhir.Tiada peristiwa
penting yang terlewatkan oleh media cetak.Semua tertulis.Media cetak menjadi
saksi bisu atas peradaban manusia, juga atas perkembangan Indonesia.Terdapat
banyak produk media cetak yang beredar di kalangan masyarakat.Koran sudah tentu
menjadi primadona. Belasan, bahkan puluhan perusahaan percetakan koran yang
bersaing mendapatkan hati masyarakat. Banyak yang mulus, namun tidak sedikit
yang berhenti turun cetak karena kurangnya biaya operasional.Itu hukum alam.
Pengaruh
yang begitu besar dimiliki oleh media cetak. Seperti dijelaskan Haris Sumadiria
dalam Jurnalistik Indonesia, media cetak memiliki lima fungsi utama: informasi,
edukasi, koreksi, rekreasi, dan mediasi. Fungsi itulah yang membuat media cetak
begitu berpengaruh bagi masyarakat luas.Media cetak dapat membentuk karakter
seseorang melalui pesan-pesan yang disampaikan.Terlepas dari pengaruh baik dan
buruknya, media cetak tak ubahnya seperti sebilah pisau yang dapat digunakan
sesuai niat si pemegangnya. Kemahapengaruhan media cetak
menjadi
megnet tersendiri bagi sebagian orang. Tak sedikit yang menyalahgunakan media
cetak untuk kepentingan individu, yang meninggalkan nilai-nilai dari media
cetak itu sendiri.
Media
cetak telah banyak memberi kontribusi dalm perkembangan zaman.Peran media
sebagai kontrol sosial juga terbukti.Media cetak mampu meredam, bahkan memicu
amarah masyarakat terhadap suatu hal.Namun kehebatan media cetak lambat laun
mulai tersaingi oleh media elektronik yang semakin canggih.Onong Uchjana dalam
Ilmu, Teori, dan Filsafat komunikasi, mengatakan, media elektronik memiliki
kemampuan memikat perhatian kahlayak secara serempak dan serentak.Itu efek dari
media elektronik yang memuat banyak sekali hiburan sehingga mudah mendapatkan
tempat di kalangan masyarakat.Media elektronik-radio dan televisi- sangat dekat
dalam kehidupan sehari-hari.Itulah sebabnya media elektronik lebih mudah mempengaruhimanusia
dalam hal-hal tertentu.
Media online atau biasa juga disebut portal berita kini semakin menjadi ancaman bagi koran dan media cetak lainnya karena seiring perkembangan teknologi. Pesatnya perkembangan internet juga mendorong masyarakat untuk mengakses media online.Media online semakin mudah diakses karena tidak hanya lewat computer, tapi dapat melalui telepon genggam atau gadget lainnya. Sekjen Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia, Suwarjono, mengatakan, Saat ini dari 260 juta jiwa penduduk Indonesia sebanyak 23 persen diantaranya telah menjadi pembaca setia beragam media online dan akan terus berkembang (Republikaonline.com).
Media online atau biasa juga disebut portal berita kini semakin menjadi ancaman bagi koran dan media cetak lainnya karena seiring perkembangan teknologi. Pesatnya perkembangan internet juga mendorong masyarakat untuk mengakses media online.Media online semakin mudah diakses karena tidak hanya lewat computer, tapi dapat melalui telepon genggam atau gadget lainnya. Sekjen Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia, Suwarjono, mengatakan, Saat ini dari 260 juta jiwa penduduk Indonesia sebanyak 23 persen diantaranya telah menjadi pembaca setia beragam media online dan akan terus berkembang (Republikaonline.com).
Dalam
kondisi seperti ini, media cetak mulai merasa terancam
keberadaannya.Bayang-bayang gulung tikar menghampiri.Mereka-para
penerbit-khawatir pembaca setia mereka beralih ke media online yang sedang naik
daun. Mereka takut sejarah dan jasa yang dibuat oleh media cetak akan segera
dilupakan oleh masyarakat.
Realita
yang ada memang mengancam para penerbit media cetak.Namun hal itu tak lantas
membuat mereka berbondong-bondong beralih ke media online.Media cetak
kuat.Punya karakter yang khas.Itu yang membuat sebagian besar masyarakat lebih
memilih media cetak daripada media online.Berita yang jelas, lengkap, dan terperinci
menjadi nilai lebih dari media cetak.Kolom-kolom berita pada media cetak yang
mengupas tuntas suatu masalah selalu dinanti masyarkat.Selain itu, berabad-abad
media cetak telah mengiringi perkembangan peradaban manusia, sehingga tak mudah
untuk dilupakan.
Media
online memang menjianjikan.Dia cepat, hangat, dan kontinu.Namun berita itu
hanya dapat diakses dengan menggunakan alat canggih.Tidak semua masyarakat
miliki itu. Berita pada media online hanya dapat dinikmati kalangan tertentu:
mereka yang dekat, dan mengerti teknologi. Sedangkan yang tidak?mereka tetap
setia menggunakan koran sebagai jendela berita ditemani kopi dan gorengan di
pagi hari. Pengakses media online tersebut adalah minoritas, sebagian besar
lainnya masih lebih memilih media cetak.Itu disebabkan faktor teknologi yang
tidak merambah seluruh lapisan masyarakat, hanya sebagian kecil saja.Kendati
demikian, media cetak telah melakukan antisipasi dini.Mereka mulai membuat
media online untuk mendampingi media etak yang mereka terbitkan. Antisipasi
kmungkinan terburuk yang akan terjadi: media cetak tertelan zaman teknologi
yang canggih.
1.2
Rumusan masalah
1. Bagaimana peran media
cetak di tengah kemajuan teknologi khususnya di tengah keberadaan
media online saat ini
2. Bagaimana kondisi media
cetak di tengah keberadaan media online yang semakin banyak diminati
masyarakat?
1.3
Tujuan
1. Untuk mengetahui peran
media cetak di tengah kemajuan teknologi khususnya di tengah keberadaan media
online saat ini
2. Mengetahui media cetak
di tengah keberadaan media online yang semakin banyak diminati masyarakat
1.4
Manfaat
1. Manfaat bagi universitas
hasil penelitian ini bisa menjadi tambahan pembendaharaan literatur bagi
mahasiswa ataupun dosen berkaitan dengan materi perkualiahan jurnalistik
2. Sedangkan bagi instansi,
penelitian ini bisa bermanfaat sebagai referensi kenyataan di lapangan
bagaimana peran dan kondisi media cetak di tengah marakanya media online yang
ada di masyarakrat
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan
Teori
2.1.1
Defenisi Media
Media
berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang
secara harfiah berarti perantara atau pengantar.Jadi dapat dipahami bahwa media
adalah perantara atau pengantar dari pengirim ke penerima pesan.
Secara
umum media merupakan alat bantu proses
belajar mengajar. Segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk merangsang
pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan atau ketrampilan pebelajar sehingga dapat mendorong terjadinya proses
belajar. Batasan ini cukup luas dan mendalam mencakup pengertian sumber,
lingkungan, manusia dan metoda yang dimanfaatkan untuk tujuan pembelajaran /
pelatihan.
Menurut
Santoso S. Hamidjojo dalam Amir Achsin (1980), media adalah semua bentuk
perantara yang dipakai orang menyebar ide, sehingga ide atau gagasan itu sampai
pada penerima.
2.1.2
Defenisi Media Cetak dan Sejarahnya
Bagi
masyarakat masih dipahami secara sempit. Banyak orang beranggapan bahwa media
cetak sama dengan pengertian surat kabar atau majalah. Padahal, jika diurai
maknanya secara mendalam, media cetak tidak terbatas pada dua jenis media itu
saja.
Secara
harfiah pengertian media cetak bisa diartikan sebagai sebuah media penyampai informasi
yang memiliki manfaat dan terkait dengan kepentingan rakyat banyak, yang
disampaikan secara tertulis.Dari pengertian ini, kita bisa melihat bahwa media
cetak adalah sebuah media yang di dalamnya berisi informasi yang didalamnya
terkait dengan kepentingan masyarakat umum dan bukan terbatas pada kelompok
tertentu saja.
Media
cetak ini merupakan bagian dari saluran informasi masyarakat di samping media
eletronik dan juga media digital.Dan di tengah dinamika masyarakat yang
demikian pesat, media cetak dianggap sudah tertinggal dibandingkan dengan dua
pesaingnya yakni media elektronik dan media digital.Meski demikian,
bukan berarti media cetak sudah tidak mampu meraih konsumen yang menantikan
informasi yang dibawanya.
Dari
pengertian media cetak tersebut, nampak ada keunggulan media ini dibandingkan
dua pesaingnya tersebut. Media cetak bisa menyampaikan sebuah informasi secara
detail dan terperinci. Sementara untuk media elektronik dan digital, mereka
lebih mengutamakan kecepatan informasi.Sehingga
tak jarang informasi yang disampaikan lebih bersifat sepotong dan berulang-ulang.
Lepas dari zaman tulisan muncullah Era Komunikasi
Cetak.Sebelum abad ke-15 orang-orang Eropa memproduksi buku-buku dengan
menyiapkan manuskrip berupa Salinan yang di cetak dengan menggunakan
tangan.Walaupun hal demikian merupakan perkembangan bagus dalam dunia tulisan,
proses tersebut tidak lepas dari kesalahan.Cetakan membawa perubahan
fantasi.Ratusan bahkan ribuan buku tertentu dapat di produksi dengan cepat dan
tepat.
Menurut Apriani (2012), “Johannes Gutenberg(1398-1468)
adalah orang pertama yang menggunakan mesin cetak dengan model baja yang dapat
bergerak, menggunakan huruf-huruf individual dan bukan lagi dengan sebuah plat
yang berisi huruf-huruf yang komplit yang dapat digunakan lagi pada kombinasi
huruf yang berbeda”. Maka sejak saat itu, ribuan kopi hasil cetakan dapat
dicetak dengan biaya yang relatif murah.Berbagai hasil cetakan Alkitab dan
karya religius lainnya beredar dan berperan penting pada penyebaran Reformasi
Protestan pada abad ke-16, yang juga pada gilirannya membuat semakin banyak orang
atau masyarakat menjadi melek huruf.
Produksi masal hasil cetakan ini membuat permintaan akan
lembaran berita dalam bentuk cetakan semakin meningkat di kalangan masyarakat.
Hal ini akhirnya memunculkan pencetakan koran. Benjamin Harris menjadi orang pertama
di Amerika yang menerbitkan koran bernama “Public Occurences” pada tahun 1690.
Lalu, pada tahun 1839, Daguerre menggunakan mesin cetak untuk fotografi yang
digunakan di dalam Koran (Aprilia, 2012).
Di Cina dan Jepang teknik percetakan sudah dimulai dari
abad ke-8 itu baru memakai metode yang dikenal sebagai percetakan balok, yaitu
balok kayu berukir yang bisa digunakan untuk mencetak satu halaman tunggal dari
suatu teks khusus. Pada permulaan abad ke-15 orang Korea telah menciptakan satu
bentuk yang dapat digerakkan dengan apa yang telah dijelaskan oleh ilmuwan
Prancis Henry Jean Martin sebagai suatu kemiripan yang hampir bersifat
khayal dengan apa yang dibuat Guttenberg (Sabrina, 2012).
Awalnya Guttenberg sendiri heran bahwa percobaannya bisa
melipatgandakan jumlah cetakan. Akan tetapi dia khawatir penemuannya akan
dianggap orang lain sebagai tiruan murah dari tulisan tangan. Kemudian dia
melakukan proyek pertaman kali dengan mencetak Injil dan ternyata percobaannya
sungguh luar biasa.
Praktik mencetak kemudian menyebar di seluruh Eropa
melalui penyebaran para pencetak orang Jerman.Pada tahun 1500 saja percetakan
telah dididirikan lebih dari 250 tempat di Eropa, 80 di Itali, 52 di Jerman dan
43 di Prancis.Awal abad ke-16 baru saja dimulai. Mesin cetak Guttenberg telah
mampu mencetak dan melipatgandakan cetakan yang dapat dipindah dan mampu
mencetak ribuan salinan buku cetak diatas kertas. Mereka menerbitkannya kedalam
bahasa Eropa dan bahasa lain.
Pada akhir abad ke-19 menjadi jelas munculnya beberapa media
cetak seperti surat kabar, buku, dan majalah yang digunakan secara luas oleh
masyarakat. Menurut ahli Sosiologi Amerika Media cetak ini merupakan bagian
dari saluran informasi masyarakat di samping media eletronik dan juga media
digital.Dan di tengah dinamika masyarakat yang demikian pesat, media cetak
dianggap sudah tertinggal dibandingkan dengan dua pesaingnya yakni media elektronik dan media
digital.Meski demikian, bukan berarti media cetak sudah tidak mampu meraih
konsumen yang menantikan informasi yang dibawanya.
Dari
pengertian media cetak tersebut, nampak ada keunggulan media ini dibandingkan
dua pesaingnya tersebut. Media cetak bisa menyampaikan sebuah informasi secara
detail dan terperinci. Sementara untuk media elektronik dan digital, mereka
lebih mengutamakan kecepatan informasi.Sehingga
tak jarang informasi yang disampaikan lebih bersifat sepotong dan berulang-ulang.
Lepas dari zaman tulisan muncullah Era Komunikasi
Cetak.Sebelum abad ke-15 orang-orang Eropa memproduksi buku-buku dengan
menyiapkan manuskrip berupa Salinan yang di cetak dengan menggunakan
tangan.Walaupun hal demikian merupakan perkembangan bagus dalam dunia tulisan,
proses tersebut tidak lepas dari kesalahan.Cetakan membawa perubahan
fantasi.Ratusan bahkan ribuan buku tertentu dapat di produksi dengan cepat dan
tepat.
Menurut Apriani (2012), “Johannes Gutenberg(1398-1468)
adalah orang pertama yang menggunakan mesin cetak dengan model baja yang dapat
bergerak, menggunakan huruf-huruf individual dan bukan lagi dengan sebuah plat
yang berisi huruf-huruf yang komplit yang dapat digunakan lagi pada kombinasi
huruf yang berbeda”. Maka sejak saat itu, ribuan kopi hasil cetakan dapat
dicetak dengan biaya yang relatif murah.Berbagai hasil cetakan Alkitab dan
karya religius lainnya beredar dan berperan penting pada penyebaran Reformasi
Protestan pada abad ke-16, yang juga pada gilirannya membuat semakin banyak
orang atau masyarakat menjadi melek huruf.
Produksi masal hasil cetakan ini membuat permintaan akan
lembaran berita dalam bentuk cetakan semakin meningkat di kalangan masyarakat.
Hal ini akhirnya memunculkan pencetakan koran. Benjamin Harris menjadi orang
pertama di Amerika yang menerbitkan koran bernama “Public Occurences” pada
tahun 1690. Lalu, pada tahun 1839, Daguerre menggunakan mesin cetak untuk
fotografi yang digunakan di dalam Koran (Aprilia, 2012).
Di Cina dan Jepang teknik percetakan sudah dimulai dari
abad ke-8 itu baru memakai metode yang dikenal sebagai percetakan balok, yaitu
balok kayu berukir yang bisa digunakan untuk mencetak satu halaman tunggal dari
suatu teks khusus. Pada permulaan abad ke-15 orang Korea telah menciptakan satu
bentuk yang dapat digerakkan dengan apa yang telah dijelaskan oleh ilmuwan
Prancis Henry Jean Martin sebagai suatu kemiripan yang hampir bersifat
khayal dengan apa yang dibuat Guttenberg (Sabrina, 2012).
Awalnya Guttenberg sendiri heran bahwa percobaannya bisa melipatgandakan
jumlah cetakan. Akan tetapi dia khawatir penemuannya akan dianggap orang lain
sebagai tiruan murah dari tulisan tangan. Kemudian dia melakukan proyek
pertaman kali dengan mencetak Injil dan ternyata percobaannya sungguh luar
biasa.
Praktik mencetak kemudian menyebar di seluruh Eropa
melalui penyebaran para pencetak orang Jerman.Pada tahun 1500 saja percetakan
telah dididirikan lebih dari 250 tempat di Eropa, 80 di Itali, 52 di Jerman dan
43 di Prancis.Awal abad ke-16 baru saja dimulai. Mesin cetak Guttenberg telah
mampu mencetak dan melipatgandakan cetakan yang dapat dipindah dan mampu
mencetak ribuan salinan buku cetak diatas kertas. Mereka menerbitkannya kedalam
bahasa Eropa dan bahasa lain.
Pada akhir abad ke-19 menjadi jelas munculnya beberapa
media cetak seperti surat kabar, buku, dan majalah yang digunakan secara luas
oleh masyarakat. Menurut ahli Sosiologi Amerika
Komunikasi massa adalah sebuah konsep yang diambil dari
komunikasi cetak. Komunikasi massa sendiri hanya dilakukan oleh majalah dan
surat kabar sampai pada akhir abad ke 19, sedangkan media massa lainnya pun
belum lahir. Tetapi sekarang majalah dan surat kabar telah mengalami kemajuan
sangat pesat seiring dengan perkembangan teknologi yang telah semakin canggih.
Kalau pada awalnya majalah dan surat kabar hanya dicetak menggunakan tinta
hitam saja, namun sekarang sudah menggunakan dengan bermacam-macam warna atau
bisa disebut full-colour. Percetakan
yang sudah semakin berkembang dan maju sudah membuat bentuk majalah dan surat
kabar menjadi semakin indah dan baik, ditambah teknik penulisan dari isi
redaksionalnya juga semakin baik pula.
Sedangkan teknik percetakan jarak jauh adalah
perkembangan terakhir dari media cetak. Beberapa surat kabar besar yang ada di
dunia telah menerapkan teknik cetak jarak jauh tersebut. Contoh saja surat
kabar yang biasa dulunya hanya dicetak di Amerika, namun sekarang dalam waktu
yang sama juga dapat dicetak di Jepang. Di Indonesia teknik ini pun juga telah
berlangsung, yang berguna untuk memudahkan pembuatan media cetak ke daerah
menggunakan teknik cetak jarak jauh ini, sehingga dapat meminimalisasi waktu
pengiriman yang terjadi.
Media cetak sendiri terkadang masih dipahami secara
sempit, hanya dititik beratkan kepada majalah dan surat kabar, sebenarnya tidak
hanya terbatas kepada dua jenis media tersebut. Sebenarnya pengertian dari
media cetak itu adalah sebagai suatu media yang mennyampaikan informasi juga
memliki kegunaan yang terkait mengenai kepentingan masyarakat luas yang disampaikan
dengan cara tertulis. Dapat disimpulkan, bahwa media cetak ialah suatu media
yang di dalamnya berisikan informasi dan juga terkait dengan kepentingan
masyarakat luas dan bukan hanya terbatas pada suatu kelompok tertentu. Media
massa atau media cetakpun telah menjadi suatu sarana bagi pengembangan
kebudayaan, namun bukan hanya budaya yang mengandung seni dan simbol, tapi juga
dalam pengembangan mode, norma-norma, gaya hidup dan tata-cara (Dennis McQuil,
1987).
Biasanya media cetak menyediakan informasi yang sedang
hangat dibicarakan di publik, atau yang dianggap menarik konsumen untuk
membaca. Kedudukan media massa pada masyarakat amatlah penting karena media
massa berperan besar dalam perkembangan bahkan perubahan tingkah laku suatu
masyarakat yang ada. Hal tersebut disebabkan karena media massa bersifat massal
(menyeluruh) dan mempunyai jaringan luas sehingga jumlah masyarakat yang
membaca bukan hanya seorang atau dua orang, namun telah mencakup jumlah yang
sangat banyak mencapai puluhan, ratusan, dan juga ribuan pembaca. Maka dari itu
dampak dari media massa terhadap masyarakat akan sangat terlihat jelas.
Industri dalam media massa sangat berkembang pesat, karena masyarakat akan
terus haus akan informasi sampai kapanpun, hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya
perusahaan media cetak, yang memuat surat kabar ataupun majalah, seperti koran
Kompas, Jawa Pos, Indo Pos, Nova.
Meskipun media cetak dianggap telah tertinggal dibanding
kedua pesaingnya yaitu media digital dan media elektronik, tetapi bukan berarti
media cetak tidak mampu menarik pembaca lagi. Terbukti di Indonesia, masyarakat
tetap terus berlangganan koran harian seperti Kompas, koran mingguan seperti
Tempo maupun majalah bulanan seperti Gaya Nusantara. Padahal sudah banyak
berita online yang beredar di internet secara gratis dan mudah diakses, seperti
contoh detik.com, okezone.com, vivanews.com, dan kompas.com.
Kompas sendiripun memiliki dua cara media penyampaian
informasi, seiring ikut dengan perkembangan zaman teknologi yang terus
meningkat. Mengapa masyarakat masih terus mengkonsumsi media cetak seperti
koran atau majalah? Hal itu disebabkan karena media cetak sendiri mampu
menyampaikan sebuah informasi secara terperinci, sedangkan media digital dan
media elektronik, lebih mengutamakan kecepatan informasi, jadi sering kali
informasi yang disampaikan sering bersifat berulang-ulang dan hanya sepotong,
menyebabkan akan dilanjutkan dengan judul berita yang berbeda namun berisikan
tambahan informasi dengan topik berita yang sama dalam kurun waktu yang
berdekatan.
2.1.4
Jenis-Jenis Media Cetak
Secara umum, jenis media cetak yang ada di Indonesia
diklasifikasikan menjadi delapan bagian.Pengklasifikasian tersebut, didasarkan
pada waktu terbit media tersebut. Hal ini sesuai dengan apa yang dikeluarkan
oleh Dirjen Pembinaan Pers dan Grafika, tentang pembagian media cetak dan
pengaklanifikasinya:
Surat Kabar Harian
Ini adalah jenis media cetak yang terbit setiap hari,
kecuali pada hari-hari tertentu seperti pada libur nasional.Jenis
media cetak ini masih dibagi lagi menjadi Surat Kabar Harian Nasional, Surat
Kabar Harian Daerah, dan Surat Kabar Harian Lokal. Berita yang disampaikan
adalah jenis berita news atau informasi terkini dan disampaikan dengan sistem straight news atau apa adanya.
Surat Kabar Mingguan
Jenis media cetak ini lebih banyak dikenal dengan sebutan
tabloid.Biasanya berita yang diangkat adalah berita hiburan atau juga in depth news atau liputan mendalam.Tulisan
dalam media ini lebih banyak bergaya feature atau deskriptif.
Majalah Mingguan
Jenis majalah ini terbit setiap minggu sekali.Berita yang
diangkat adalah berita in depth newsdengan
jenis berita adalah berita news atau tentang sebuah peristiwa.
Majalah Tengah Bulanan
Majalah ini terbit sebulan dua kali. Berita yang
ditampilkan lebih bersifat informatif dan biasanya memuat tentang berita life style atau gaya hidup.
Majalah Bulanan
Majalah bulanan terbit sekali dalam sebulan.Jenis
pemberitaan yang disampaikan biasanya termasuk investigatif atau berita yang didapat dari hasil penelitian.
6 ,Majalah dwibuana Majalah ini terbit sekali dalam dua
bulan. Informasi yang disampaikan dalam majalah ini biasanya terkait dengan
laporan dari hasil aktivitas sesuatu.Misalnya laporan neraca perusahaan atau
juga majalah
yang berisi laporan pendapatan sebuah lembaga zakat.
Majalan Tribulanan
Majalah ini berkonsep hampir mirip dengan majalah dwi
bulanan. Yang membedakan hanya masalah waktu terbit, yang dilakukan setiap tiga
bulan sekali.
Bulletin
Media cetak ini biasanya dibuat untuk kalangan tertentu atau intern saja. Dan media ini biasanya hanya terdiri dari beberapa halaman, serta dibuat dengan konsep sederhana. Buletin juga tidak dibuat untuk kepentingan komersial
Media cetak ini biasanya dibuat untuk kalangan tertentu atau intern saja. Dan media ini biasanya hanya terdiri dari beberapa halaman, serta dibuat dengan konsep sederhana. Buletin juga tidak dibuat untuk kepentingan komersial
2.1.5
Perkembangan Teknologi Komunikasi
Teknologi
yang saat ini berkembang sebenarnya berasal dari mana? Apakah berasal dari
kebutuhan atau kah berasal dari penemuan seseorang yang membuat orang lain
merasa butuh dengan teknologi?
Jika kita
mencoba me-rundown teknologi ditemukan karena adannya suatu masalah, mimpi dan
keinginan untuk mendapatkan sesuatu yang belum ada. Point-point keinginan
tersebut diriset lalu dikembangkan dengan memanfaatkan sumber daya manusia daam
mengolah suatu bahan baku yang menciptakan sebuah teknologi. Beberapa teknologi
justru menimbulkan suatu kebutuhan, dari yang awalnya tidak membutuhkan menjadi
membutuhkan, bahkan kita “tidak dapat hidup” tanpa teknologi. Teknologi
memang sebuah penemuan kebutuhan, maksudnya teknologi mampu memenuhi kebutuhan
dan pula membuat suatu kebutuhan.
Demikian
pula yang terjadi pada perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, dari
awalnya media cetak dikonversi menjadi media elektronik.Mulai ditemukan radio,
TV dan bahkan kini Internet, pola konsumsi informasi berubah, dari awalnya
hanya dengan membaca text, kini kita bisa mendengar, menonton bahkan
berinteraksi langsung dengan dengan pembuat berita (content providernya).
Produksi berita pun tidak memerlukan biaya cetak karena dapat disiarkan secara
broadcast baik menggunakan sinyal radio, analog ataupun digital.
Perkembangan teknologi dalam komunikasi memang memicu pergeseran media dari
media cetak ke media elektronik.“ada
yang isu mengatakan bahwa dengan ditemukannya media elektronik, media cetak
seperti Koran, majalah, buku akan mati, tapi hingga saat ini media cetak tetap
dibutuhkan dan tidak mati.”
Meskipun begitu banyak bisnis media cetak yang
terancam bahkan berdasarkan sumber terdapat 15 media cetak terkenal di Amerika
Serikat yang telah berusia di atas 100 tahun terpaksa tutup karena tak bisa
mempertahakan eksistensi diri, oleh karena itu agar tetap berjalan adalah suatu
kewajiban media cetak untuk tidak hanya menerbitkan secara cetak saja
tetapi juga menerbitkan secara online (elektronik)
Konversi
media cetak ke media elektronik tentunya memberikan pengaruh terhadap keadaan
social masyarakat terutama dalam mengkonsumsi sebuah content.Masyarakat yang
berkembang saat ini adalah masyarkat penjelajah ruang dan waktu karena saat ini
tidak ada batasan jarak antara seluruh orang di dunia ini.Perbedaan yang paling
mendasar dan terlihat adalah penggunaan perangkat. Jika di media cetak,
masyarakat menkonsumsi content tidak memerlukan perangkat tambahan misalnya
Koran, ia langsung baca Koran, demikian pula dengan buku, langsung digunakan
dan contentnya tertulis disana, tapi di media elektronik, masyarakat harus
menggunakan perangkat tambahan berupa TV, handphone, radio, computer, dsb untuk
dapat mengkonsumsi content kelebihannya adalah banyak content yang dapat
diakses, kapanpun, dimanapun dapat mengakses content, biaya yang dikeluarkan
sangat minimal bahkan hingga zero cost dan hanya mengeluarkan biaya untuk
listrik dan akses internet saja yang lebih murah jika dibandingkan dengan media
cetak.
2.2 Penelitian
Terdahulu
Untuk
lebih memperkuat dan mempertajam penelitian ini, maka penelitian ini diperkuat
dengan data-data penelitian terdahulu yang dapat dijadikan acuan dab referensi
pada poin-poin tertentu guna menunjang teori dan hasil penelitian ini.
Penelitian terdahulu,
adalah “Era Media Cetak (Belum)
Berakhir diera perkembangan teknologi komunikasi” oleh Idawati Pandiapada
tahun 2011.
Dari hasil
penelitian tentang Era Media Cetak (Belum) Berakhir diera perkembangan teknologi komunikasiterlihat
bahwa media cetak, khususnya di lokasi yang dijadikan sebagai responden dalam
penelitiannya masih menggunakan media massa cetak khusus media cetak lokal
sebagai sumber informasi. Media cetak juga dianggap sebagai salah satu faktor
dalam mempercepat proses tranfusi informasi, Secara tradisional, masyarakat
Indonesia juga masih membutuhkan media cetak. Selain juga harus diperhatikan
jaringan internet di Indonesia belum semaju negara-negara lain. Jadi walaupun
ada media cetak yang akan beralih ke digital, tetap media cetak yang sudah
mempunyai banyak pembaca belum akan ditinggalkan.
2.3 Karangka
Pemikiran
Gambar 2.3. Kerangka Pemikiran
Dari
gambar 2.3 dapat di artikan bahwa media cetak dan perkembangan teknologi saat
ini sangat cepat, sehingga efek dari perkembangan teknologi sangat berpengaruh
terhadap eksistensi media ceta, tapi dengan kelebihan dari media cetak
masyarakat dapat menilai bahwa media cetak mempunyai kerakter tersendiri dan
masih di pertahankan sampai saat ini
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis
Penelitian
Untuk
mencapai tujuan penelitian maka penelitian ini pendekatan deskriptif yang lebih
ditekankan pada upaya untuk mendeskripsikan upaya yang dilakukan media cetak kepada khalayak bahwa media cetak
tidak kalah saing denga media-media yang berkembang pada saat ini khususnya di
era perkembangan tekhnologi komunikasi.
Berangkat
dari permasalahan yang telah dirumuskan, penelitian ini menggunakan jenis
penelitian kualitatif dengan menggunakan metode pendekatan deskriptif.Metode
deskriptif adalah dugaan tentang suatu variabel mandiri.
Menurut
Sugiono (2008) Metode deskriptif adalah “Suatu metode untuk meneliti status
kelopok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu system pemikiran atau
kelas peristiwa pada pemikiran ataupun kelas peristiwa pada masa sekarang.
Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran
atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta,
sifat-sifat serta hubungan antara fenomena yang diselidiki”.
3.2 Lokasi
Penelitian
Sesuai
dengan rencana dalam proposal ini, maka penelitian ini akan dikerjakan secara
purposive sampling yakni daerah Tlogo MasJl. Tlegawarna Tlgomas Lowokwaru Jawa
Timur, Indonesia. Pemilihan lokasi ini dilakukan karena peneliti ingin
mengetahui seberapa besar orang yang membaca Koran atau media cetak khsusnya
diera perkembangan teknologi.
3.3 Waktu
Penelitian
Wkatu
penelitian ini dilaksanakan mulai Juli 2013 di daerah Tlogo MasJl. Tlegawarna
Tlgomas Lowokwaru Jawa Timur, Indonesia.
3.4 Fokus
Penelitian
Pembahsan
ini akan diangkat dari eksistensi media cetak. Peneliti akan melakukan fokus
pada peran media cetak khususnya di era perkembangan teknologi komunikasi saat
ini.
3.5 Sumber Data
Data yang
akan diperlukan dalam penelitian ini adalah data-data yang akan dikumpulkan
dari data-data yang diperoleh dari masyarakat yang masih menggunakan media
cetak, arsip, dan berbagai sumber data resminya.
3.6 Informan
Selanjutnya
untuk memilih dan menentukan informan, penelitian ini akan menggunakan Snowball
Sampling yang menurut Lincoln dan Guba (1985:233) bahwa dalam bentuk sampling
ini seorang peneliti mengindentifikasi, dalam cara apapun seseorang dapat
melakukan, sejumlah kecil kelompok fenomena yang seseorang ingin diuji
(teliti). Dengan anggota (kelompok) ini digunakan untuk mengidentifikasikan
yang lain lagi. Dengan cara ini untuk menentukan informan-informan yang dapat
memberika informasi sebagaimana diharapkan dalam penelitian ini.
3.7 Teknik Pengumpulan Data
Teknik
pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategisdalam penelitian,
karena tujuan utama penelitian ini adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui
teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang
memenuhi data skandar data yang ditetapkan. Sugiyono(2008).
Maka
teknik pengumpulan data yang akan dilakukan yaitu :
3.7.1 Interview
(Wawancara)
Wawancara
digunakan sebagai teknik pengumpulan data untuk menemukan permasalahan yang
harus diteliti. Menurut Sutrisno Hadi (dalam Sugiyono, 2008). Mengemukakan
bahwa anggapan yang harus dipegang oleh peneliti sebagai berikut:
a Subyek (Responden) adalah orang
yang paling tahu tentang dirinya sendiri.
b. Apa yang ditanyakan oleh subyek adalah benar dan
dapat dipercaya.
c.Interprestasi subyek tentang pertanyaan-pertanyaan yang
diajukan peneliti kepadanya adalah sama dengan apa yang dimaksud oleh peneliti.
3.7.2 Observasi
Nasution
(dalam Sugiono, 2008) menyatakan bahwa Observasi adalah dasar semuailmu
pengetahuan.Para ilmuan dapat bekerja hanya berdasarkan data, yaitu fakta
mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi.
3.8 Teknik
Analisa Data
Menurut
Bogdan dan Biklen (1982:145) merupakan suatu proses pememriksaan (searching)
dan pengatursn transkip wawancara,catatan lapangan, dan material lain yang
peneliti akumulasikan untuk meningkatakan pemahamannya terhadap data dan
kemungkinan peneliti mempersentasikanapa yang ditemukan orang lain.
Menurut
Nasition (dalam Sugiono, 2008) menyatakan “ analisis telah mulai sejak merumuskan
dan menjelaskan maslah, sebelum terjun di lapangan, dan berlangsung terus
sampai terus penulisan hasil penelitian.
Berdasarkan
analisa data diatas, maka pekerjaan data dalam pembahsan ini adalah SWOT. Yang
kegunaannya untuk mengindentifikasikan kekuatan, kelemahan, kesempatan, dan
hambatan khsusnya peran media cetak
Nuruddin, 2011.Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta:
Rajawali Pers.
Ilmu Komunikasi I Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. 2012.
Perkembangan Teknologi Komunikasi. Malang: Brawijaya.
Rivers L. William dkk. 2004. Media Massa dan Masyarakat
Modern. Jakarta: Prenada Media.
Apriani, Y.,2013. Perkembangan Empat Era Komuikasi di
Indonesia [online]. Tersesdia di :http://komunikasi.us/indek.php/matakuliah/media-converegence/12-response-paper-ptk-2012/247-perkembangan-empat-era-komunikasi-di-indonesia. [diakses pada tanggal 10 Mei 2013]
Aprilia, I., 2012. Era Komunikasi Cetak [online] Tersedia
di: http://komunikasi.us/index.php/mata-kuliah/rcm/12-response-paper-ptk-2012/85-era-komunikasi-cetak [diakses pada tanggal 10 Mei 2013]
Sabrina, A. B., 2012. Perkembangan Empat Era Komunikasi
di Indonesia. [online]. Tersedia di :http://komunikasi.us/index.php/matakuliah/media-convergence/12-response-paper-ptk-2012/249.perkembangan-era-komunikasi-hingga-kini [diakses pada tanggal 20 Mei 2013]
Sandi, S., 2012.Sejarah Perkembangan Teknologi komunikasi
dari zaman praaksara hingga zaman internet.
Klik Untuk Mendownload
0 komentar:
Posting Komentar