Matinya Industri Media Cetak
Media
cetak adalah sebuah media yang di dalamnya berisi informasi yang didalamnya
terkait dengan kepentingan masyarakat umum dan bukan terbatas pada kelompok
tertentu saja.
Secara umum, jenis media cetak yang ada di Indonesia diklasifikasikan
menjadi delapan bagian. Hal ini sesuai dengan apa yang dikeluarkan oleh Dirjen
Pembinaan Pers dan Grafika, tentang pembagian media cetak dan
pengklasifikasiannya. Kedelapan jenis media cetak tersebut di antaranya adalah :
Surat Kabar Harian, Surat Kabar Mingguan, Majalah Mingguan, Majalah Tengah Bulanan, Majalah Bulanan, Majalah Dwibulanan, Majalan Tribulanan dan Bulletin.
Perkembangan
Media Cetak
Teknologi yang saat ini berkembang sebenarnya
berasal dari mana? Apakah berasal dari kebutuhan atau kah berasal dari penemuan
seseorang yang membuat orang lain merasa butuh dengan teknologi?
Jika kita mencoba me-rundown teknologi
ditemukan karena adannya suatu masalah, mimpi dan keinginan untuk mendapatkan
sesuatu yang belum ada. Point-point keinginan tersebut diriset lalu
dikembangkan dengan memanfaatkan sumber daya manusia daam mengolah suatu bahan
baku yang menciptakan sebuah teknologi. Beberapa teknologi justru menimbulkan
suatu kebutuhan, dari yang awalnya tidak membutuhkan menjadi membutuhkan,
bahkan kita “tidak dapat hidup” tanpa teknologi. Teknologi memang sebuah
penemuan kebutuhan, maksudnya teknologi mampu memenuhi kebutuhan dan pula
membuat suatu kebutuhan.
Demikian pula yang terjadi pada perkembangan
teknologi informasi dan komunikasi, dari awalnya media cetak dikonversi menjadi
media elektronik. Mulai ditemukan radio, TV dan bahkan kini Internet, pola
konsumsi informasi berubah, dari awalnya hanya dengan membaca text, kini kita
bisa mendengar, menonton bahkan berinteraksi langsung dengan dengan pembuat
berita (content providernya). Produksi berita pun tidak memerlukan biaya cetak
karena dapat disiarkan secara broadcast baik menggunakan sinyal radio, analog
ataupun digital. Perkembangan teknologi dalam komunikasi memang memicu pergeseran
media dari media cetak ke media elektronik. “ada yang isu
mengatakan bahwa dengan ditemukannya media elektronik, media cetak seperti
Koran, majalah, buku akan mati, tapi hingga saat ini media cetak tetap
dibutuhkan dan tidak mati.”
Meskipun begitu banyak
bisnis media cetak yang terancam bahkan berdasarkan sumber terdapat 15
media cetak terkenal di Amerika Serikat yang telah berusia di atas 100 tahun
terpaksa tutup karena tak bisa mempertahakan eksistensi diri, oleh karena itu
agar tetap berjalan adalah suatu kewajiban media cetak untuk tidak hanya
menerbitkan secara cetak saja tetapi juga menerbitkan secara online
(elektronik)
Konversi media cetak ke media elektronik
tentunya memberikan pengaruh terhadap keadaan social masyarakat terutama dalam
mengkonsumsi sebuah content. Masyarakat yang berkembang saat ini adalah
masyarkat penjelajah ruang dan waktu karena saat ini tidak ada batasan jarak
antara seluruh orang di dunia ini. Perbedaan yang paling mendasar dan terlihat
adalah penggunaan perangkat. Jika di media cetak, masyarakat menkonsumsi
content tidak memerlukan perangkat tambahan misalnya Koran, ia langsung baca
Koran, demikian pula dengan buku, langsung digunakan dan contentnya tertulis
disana, tapi di media elektronik, masyarakat harus menggunakan perangkat
tambahan berupa TV, handphone, radio, computer, dsb untuk dapat mengkonsumsi
content kelebihannya adalah banyak content yang dapat diakses, kapanpun,
dimanapun dapat mengakses content, biaya yang dikeluarkan sangat minimal bahkan
hingga zero cost dan hanya mengeluarkan biaya untuk listrik dan akses internet
saja yang lebih murah jika dibandingkan dengan media cetak.
klik untuk mendownload
0 komentar:
Posting Komentar